Denni H.R. Pinontoan  


Denni H.R. Pinontoan adalah Direktur PUKKAT.

Selain sebagai dosen di Fakultas Teologi UKIT, sebelumnya ia adalah seorang jurnalis. Belajar jurnalistik sejak masih kuliah di Fakultas Teologi UKIT. Pernah bekerja sebagai reporter di radio. Ketika bekerja di radio (tahun 2003-2008) memberinya banyak pelajaran tentang peran media bagi masyarakat, terutama untuk isu-isu politik, budaya dan agama-agama.

Tahun 2011 mengikuti kursus jurnalisme sastrawi yang dilaksanakan oleh yayasan Pantau di Jakarta. Tahun yang sama juga mengikuti Interreligious Understanding and Peacebulding Initiatives (IUPI ), dilaksanakan oleh UKDW, Yogyakarta bekerjasama dengan Board United. Pernah mengikuti program Sekolah Pengeloaan Keragaman (SPK) oleh CRCS UGM, Yogyarta. Studi Institut Persetia tentang Dialog Kristen-Islam yang diselenggarakan di Malang.

Memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan di bidang interfaith ketika terlibat pada kegiatan-kegiatan Dian/Interfidei, Yogyakarta dan jaringannya. Salah satu penggagas pendirian Gerakan Cinta Damai Sulut (GDCS), komunitas intefaith di daerah ini.

November 2015 menjadi pembicara pada Symposium LGBTIQ di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, topik yang dibawakan, "Feminisme dan LGBT dalam Masyarakat Minahasa"

Januari 2018 atas undangan Maarif Institut berbicara pada Burma/Myanmar – Indonesia Forum yang bertajuk, "The Role of Government (GOI) and Civil Society to Protecting & Promoting Religious Freedom, Tolerance and Counter-Violent Extremism" di Jakarta.

Oktober 2018 diminta untuk berbicara pada Pelatihan Jurnalistik Keragaman yang dilaksanakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kerjasama dengan Deutsche Welle (DW) Akadamie.

November 2019 diundang oleh Dian/Interfidei menghadiri Forum Dialog dan Kerjasama Lintas Iman yang bertajuk: "Dialog dan Kerjasama Lintas Iman untuk Indonesia yang Semakin Baik, Damai, & Toleran secara Kritis-Konstruktif". Lalu, memimpin sesi diskusi kelompok terfokus tentang media dan keragaman.

Interaksi dengan organisasi mahasiswa dan pemuda Islam dan agama-agama lain memberi banyak pengetahuan mengenai keragaman. Sambil itu juga intens melakukan penelitian tentang sejarah dan budaya Minahasa. Aktif di komunitas gerakan budaya Mawale Cultural Center.

Semua pengalaman dan pengetahuan itu menjadi modal baginya untuk menulis isu-isu aktual seputar pluralisme, multikulturalisme yang berkaitan dengan itu adalah tentang identitas. Tulisan-tulisannya dapat dibaca pada banyak media, jurnal, majalah dan juga buku.

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan isu identitas dan multikulturalisme telah dikerjakannya dan dipublikasikan pada sejumlah jurnal dan buku. Sering diminta berbicara dan menjadi fasilitator dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan isu interfaith, gender dan juga jurnalisme.

Ia melenyelesaikan studi doktoral di Fakultas Teologi UKIT dengan disertasi tentang identitas dalam masyarakat multikultural.

0 komentar:

Posting Komentar