Masyarakat Adat dan komunitas lokal hidup dan mengelola lebih dari separuh daratan dan perairan dunia. Sebagai penjaga wilayah leluhur, masyarakat adat memastikan kelangsungan budaya yang berkembang dan perlindungan ekosistem tempat kita semua bergantung. Hubungan mereka dengan alam dipandu oleh pengetahuan dan teknologi yang telah teruji oleh waktu. Namun, pengetahuan seperti itu jarang dimasukkan dalam pengembangan teknologi dan jarang ada peluang untuk menciptakan solusi bersama mengikuti panduan mereka. Technodigenous bertujuan untuk mengubahnya dengan menjadi ruang untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, ide, dan inspirasi sambil membangun komunitas praktisi, teknolog, dan pemikir yang dapat bekerja sama menciptakan solusi yang dipimpin oleh Pribumi untuk memperkuat hak dan penentuan nasib sendiri Masyarakat Adat.
Kalfein Wuisan hadir sebagai salah satu panelis dalam diskusi yang diselenggarakan oleh technodigenous, yang dilaksanakan secara virtual pada 19 Mei 2022, pukul 02.00 Wita - Selesai. Dia berbagi wawasan tentang fotografi, videografi dan smartphone movement sebagai upaya menjaga kearifan lokal dan tanah adat. Pembicara lainnya berasal dari beberapa negara:
- Elizabeth Swanson Andi, anggota komunitas Santu Urku Kichwa di Sungai Napo di Amazon Ekuador
- Erisvan Bone Guajajara, pemimpin pemuda dan jurnalis dari suku Guajajara di Maranhão, Brasil.
- Jupta Lilian Itoewaki, aktivis dan politikus Wayana dari Suriname.
- David Hernández Palmar (Wayuu, Klan IIPUANA, Venezuela), pembuat film, kurator independen, dan programer film dengan pengalaman yang diakui di wilayah Amerika Latin.
- Paul Redman, pembuat film dokumenter pemenang penghargaan yang karyanya telah melibatkan penyutradaraan, pembuatan film dan penyuntingan berbagai film tentang berbagai masalah termasuk perdagangan bagian tubuh harimau, perdagangan ikan paus dan lumba-lumba, pembalakan liar dan perdagangan gading.
- Thin Lei Win, jurnalis multimedia pemenang penghargaan yang berbasis di Roma yang mengkhususkan diri dalam isu-isu pangan dan iklim untuk berbagai media berita internasional termasuk melalui buletin Thin Ink miliknya sendiri.
Technodigenous memfasilitasi diskusi ini sebagai rangkaian diskusi yang berkelanjutan, jujur dan konstruktif, antara praktisi, teknolog dan pemikir tentang perbedaan dalam perspektif perkembangan teknologi, tantangan etika interaksi, dan kemungkinan rangkaian prinsip panduan untuk desain bersama, adaptasi, dan penyebaran solusi berbasis teknologi di wilayah Adat.
Kegiatan ini berlangsung sukses dengan dihadiri puluhan orang dari berbagai penjuru dunia.
0 komentar:
Posting Komentar