Diskusi Buku "Aktivisme Agama & Pembangunan yang Memihak: Esai-esai untuk Sulawesi Utara”

Diskusi Seksualitas Dari Perspektif Budaya Minahasa

Sometimes you need advice, Ask a teacher to solve your problems.

Make a Difference with education, and be the best.

Make a Difference with education, and be the best.

Make a Move Together for Better Life

Make a Move Together for Better Life

Latest Posts

Senin, 02 Juni 2025

Intoleransi kembali Terjadi, Koalisi Advokasi KBB Kecam MUI Sulut

Riane Elean

 

Koalisi Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Sulawesi Utara, Gusdurian Manado, dan PB Jemaat Ahmadiyah Indonesia, pada tanggal 2 Juni 2025 bermaksud menyelenggarakan kegiatan bedah buku berjudul “Menyingkap Tabir Kebenaran Ahmadiyah” di Aula IAIN Manado. Namun satu hari sebelum pelaksanaan kegiatan tersebut, terbit Surat MUI Manado No: A/28/MUI-MDO/VI/2025 tentang pembatalan kajian tersebut yang ditujukan kepada Rektor IAIN Manado. Kemudian diikuti dengan terbitnya surat MUI Provinsi Sulawesi Utara No: A/17/MUI- SULUT/V/2025 tentang Pertimbangan Pelaksanaan Kegiatan kepada Rektor IAIN Manado. Berdasar dua surat MUI, Rektor IAIN Manado kemudian mengambil kebijakan membatalkan kegiatan tersebut dengan alasan menjaga kondusifitas.

 


Koalisi Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Provinsi Sulawesi Utara (KBB SULUT) menyatakan kekecewaan mendalam atas pembatalan kegiatan bedah buku yang sedianya akan diselenggarakan di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, menyusul surat imbauan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Manado dan MUI Provinsi Sulawesi Utara.

Kegiatan bedah buku tersebut dirancang sebagai ruang diskusi terbuka yang sejalan dengan semangat kebebasan akademik, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan tinggi. Namun, keputusan pembatalan oleh pihak rektorat IAIN Manado sebagai respons terhadap imbauan MUI telah menjadi preseden buruk bagi kebebasan berpikir, berekspresi, dan berdiskusi di ruang akademik.

 

"Kami sangat menyayangkan langkah pelarangan ini. Kampus seharusnya menjadi tempat paling aman untuk pertukaran gagasan, termasuk terhadap pandangan yang kritis sekalipun. Pembatalan ini merupakan bentuk intervensi yang merusak iklim kebebasan akademik," tegas perwakilan KBB SULUT.

Koalisi Advokasi KBB SULUT menilai bahwa imbauan yang dilayangkan oleh MUI tidak semestinya dijadikan dasar pembatalan kegiatan akademik, terlebih ketika tidak melalui proses klarifikasi terbuka, kajian substantif, ataupun dialog dengan panitia pelaksana dan narasumber. Tindakan ini justru menunjukkan gejala pembatasan terhadap ruang diskusi intelektual yang sehat dan produktif.

Lebih jauh, Koalisi Advokasi KBB SULUT mengingatkan semua pihak, termasuk lembaga keagamaan dan institusi pendidikan, untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, kebhinekaan, dan hak asasi manusia, termasuk hak atas kebebasan beragama, berkeyakinan, dan berpendapat sebagaimana dijamin oleh Konstitusi Republik Indonesia dan berbagai instrumen hukum internasional.

Koalisi Advokasi KBB SULUT menyatakan:

1.     Koalisi Advokasi KBB mengecam tindakan MUI Kota Manado dan MUI Provinsi Sulawesi Utara yang mengeluarkan himbauan kepada pihak IAIN Manado untuk melakukan pembatalan dan pertimbangan kegiatan bedah buku di kampus. Bedah buku di kampus adalah bagian dari aktifitas pengajaran dan pendidikan yang bertujuan untuk pengembangan akademik di lingkungan kampus. Tindakan MUI Manado dan MUI Provinsi Sulawesi Utara adalah tindakan pemasungan kebebasan akademik dan menghambat kemajuan akademik kampus. Himbauan dan pertimbangan MUI seperti ini menandakan ketidakpahaman MUI dalam persoalan akademik dan menciptakan intoleransi di kota Manado.

2.     Kajian buku ini adalah kegiatan ilmiah yang mengkaji suatu karya ilmiah akademik, bukan propaganda doktrin atau tafsir keagamaan tertentu, sehingga tidak termasuk dalam kegiatan yang dilarang oleh SKB 3 Menteri, yakni “menceritakan, menganjurkan, atau mengusahakan dukungan umum melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan dari agama itu yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu”.

3.     Koalisi Advokasi KBB mengecam terjadinya pelarangan dan berujung pada pembatalan kegiatan bedah buku yang terjadi di IAIN Manado. Kampus sejatinya menjadi ruang aman dan bebas bagi kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan sesuai dengan amanat UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 dan UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

4.     Koalisi Advokasi KBB mendesak peristiwa ini menjadi perhatian pemerintah Kota Manado dan semua pihak-pihak terkait. Penolakan atas kegiatan ini akan memperburuk citra kota Manado yang dikenal sebagai kota majemuk yang menghargai keragaman.

Koalisi Advokasi KBB SULUT akan terus memantau perkembangan kasus ini dan siap menjalin kerja sama dengan seluruh elemen masyarakat sipil demi melindungi ruang- ruang kebebasan yang dijamin oleh hukum.


Manado, 03 Juni 2025, Hormat Kami,

1.  Gusdurian Manado

2.  Gerakan Perempuan Sulut (GPS)

3.  Lembaga Bantuan Hukum Manado

4.  Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)

5.  Persekutuan Perempuan Berpendidikan Teologi di Indonesia (PERUATI)

6.  Swara Parangpuan Sulut

7.  Ahmadiyah Manado


8.  Yayasan Cahaya Mercusuar Indonesia (YCMI)

9.  IMM

10.  MI ASM


11.  Aliansi Masyarakat Adat Sulawesi Utara

12.  Lalan Rondo Malesung (Laroma)

13.  Yayasan Suara Nurani Minaesa (YSNM)

14.  Kom1nas Perlindungan Anak Sulut

15.  Yayasan Peduli Kasih (Yayasan PEKA)


16.  Waraney Wuaya


Minggu, 23 Maret 2025

Dari Aurich ke Tomohon: Kehidupan dan Karya Nicolaas Philip Wilken (1813-1878)

Riane Elean

 


Judul:

Dari Aurich ke Tomohon: Kehidupan dan Karya Nicolaas Philip Wilken (1813-1878)

 

Kepengarangan:

Denni H. R. Pinontoan


Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)


Sinopsis:

Buku Dari Aurich ke Tomohon: Kehidupan dan Karya Nicolaas Philip Wilken (1813-1878) mengisahkan perjalanan hidup seorang misionaris asal Jerman, Nicolaas Philip Wilken, yang berperan penting dalam perkembangan Kekristenan di Minahasa, Sulawesi Utara.

Bermula dari Aurich, Jerman, Wilken mengalami transformasi spiritual yang membawanya ke dunia pekabaran Injil. Setelah melalui berbagai tantangan, ia akhirnya dikirim sebagai misionaris ke Hindia Belanda. Setibanya di Minahasa, ia menghadapi beragam tantangan—dari kondisi geografis yang sulit hingga perbedaan budaya yang signifikan. Dengan dedikasi tinggi, ia mendirikan sekolah-sekolah, membangun gereja, dan membimbing komunitas lokal dalam memahami ajaran Kristen.

Buku ini juga menyoroti peran penting istrinya, Maria Elizabeth Hoedt, dalam mendukung pekerjaannya, serta dampak besar yang ditinggalkan Wilken bagi komunitas Kristen di Minahasa. Dengan pendekatan berbasis penelitian historis, buku ini memberikan wawasan mendalam tentang sejarah Kekristenan di Indonesia serta dinamika sosial dan budaya Minahasa pada abad ke-19.

Cocok bagi pembaca yang tertarik pada sejarah misi, perkembangan agama di Nusantara, dan interaksi budaya antara Barat dan Timur serta sejarah dan kebudayaan Minahasa.


Informasi dan Pemesanan:

Email ke pukkat.org@gmail.com

Kamis, 23 Januari 2025

Dalam Kemelut Perang

Riane Elean


 

Judul:

Dalam Kemelut Perang

 

Kepengarangan:

Denni H. R. Pinontoan


Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)


Sinopsis:

"Dalam Kemelut Perang" adalah novel sejarah yang berkisah tentang tokoh Kamang, seorang pemuda Minahasa yang tumbuh di Tomohon pada masa kolonial Belanda, dan pendudukan Jepang tahun 1941 sampai tahun 1945. Kamang menjalani kehidupan yang sederhana sebagai murid Normaalschool, sekolah calon guru pribumi. Hidupnya berubah ketika dia bertemu Margaretha, seorang gadis Indo yang cerdas dan penuh pesona, di tengah kemeriahan perayaan Hari Ratu di Tomohon tahun 191.  Pertemuan itu memulai kisah cinta yang rumit namun mendalam, di tengah gejolak perang dan penjajahan.  

 

Novel ini menggambarkan perjalanan Kamang mencari Margaretha, diiringi oleh refleksi mendalam tentang cinta, keberanian, dan ketidakadilan perang. Dalam perjuangannya, Kamang menyadari bahwa cinta adalah kekuatan yang mampu melampaui perbedaan dan kesulitan, meskipun dunia di sekitarnya hancur oleh konflik.  


“Dalam Kemelut Perang" adalah kisah yang memadukan keindahan romantisme dan kenyataan pahit sejarah, menjalin narasi tentang cinta yang tulus di tengah kekacauan zaman.

 

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Senin, 16 Desember 2024

Pelukis Mimpi

Riane Elean

 



Judul:

Pelukis Mimpi: Antologi Puisi Pendidikan Karya Siswa SMKN 1 Tondano

 

Kepengarangan:

Meiske Manueke, Natasha Sarapung, Injil Yani Mamuaya, Raysicha Sanger, Zefanya Sumanti, Avrillia N. P. Mantik, Caila Wuntu, Kanaya Posumah, Injilia Singal, Isandro Lasatira, Valerina Lumain, Aurel Loho, Angel C. Kandouw, Jenifer Kumolontang, Chelsea Mikha Jessy Poli, Mayra Nabila Wondal, Isandro Lasatira, Vhayra Suatan, Queenzha Walangitan, Virginia D. Masoa, Velove Legoh, Sidney A. M. Lengkong, Miracle Montolalu, Miracle Sumakul, Karunia Sangian, Rahel Sefania Tampi, Marchella Warouw, Magretha Lantu, Karunia Lukar

 

Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)

 

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Di Bawah Langit Merdeka

Riane Elean


 


Judul:

Di Bawah Langit Merdeka: Antologi Puisi Perjuangan Karya Siswa SMKN 1 Tondano

 

Kepengarangan:

Meiske Manueke, Chynda Rewah, Cicilia Wori, Rovelia Arelli Korengkeng, Putri Kambey, Anisha Adistha Nongka, Cheryl Moningka, Joel Pontoh, Bradlee Lowing, Novensia Gimon, Hiskia Mangkey, Aderay Sulu, Stania Huwae, Grachia Bolung, Natalia Togas, Jasmine Kumotoy, Christania M. Sampouw, Gisela Sintya Elentus, Aprilia Ngangi, Injilia P. L. Lukas, Gisella Budiman, Ferlita Tumpia, Verselli Clara Mintadoa, Cheren Clarensa Rondonuwu, Michelle Maramis, Miracle Wibowo

 

Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)

 

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Langkah di Ujung Senja

Riane Elean

 



Judul:

Langkah di Ujung Senja: Kompilasi Cerpen Siswa SMKN 1 Tondano

 

Kepengarangan:

Meiske Manueke, Clivort Kilis, Angel Rawung, Andhini, Keyra Wales, Aisyah Suprapto, Alevandro Musu, Aprilia Sambur, Clarisa Rawung, Fabio Pakasi, Gratia Efata, Jenifer Rotinsulu, Jhonathan Manuel Oley, Yeremia Rafael Langow, Samuel Mengko, Velicia Tilaar, Yoel Warouw, Samuel, Srimulyani Rafika Dewi Buchari, Princessa M. Mambu, Juancalcio Rumampen, Kevin Rungkat, Fabiano

 

Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)

 

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Sahabat Lama

Riane Elean


 

Judul:

Sahabat Lama: Kumpulan Cerpen Guru dan Siswa SMKN 1 Tondano

 

Kepengarangan:

Meiske Manueke, Garry Mukuan, Filia, Fritchka F. Sembel,  Kristian Katuuk, Claudia Kapoyos, Debrah Kalalo, Memey,  Jesika Tenda, Juni Arnia Marbun, Lionel Anti, Lois Monde, Mettheuw Walingkas, Natasha Sumampouw, Prisilia Polak, Putri Sumarauw, Sheryl, Valencia, Christine VL

 

Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)

 

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Rabu, 04 Desember 2024

PUKKAT Bacirita Bersama Andi Yentriyani

Riane Elean

 


PUKKAT Bacirita bersama Andi Yentriyani, Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) membahas tema "Lindungi Semua, Penuhi Hak Korban, Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan". Diskusi digelar sebagai salah satu kegiatan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Kegiatan dilaksanakan pada Selasa, 3 Desember 2024, di Kantor PUKKAT, Kakaskasen - Kota Tomohon.



Senin, 25 November 2024

Pilkada dan Kebudayaan

Riane Elean

 

Diskusi PUKKAT mengangkat tema"Pilkada dan Kebudayaan" digelar Minggu, 24 November 2024 di Kantor PUKKAT, Kakaskasen - Tomohon. Kegiatan ini mendiskusikan dan mengevaluasi secara kritis politik elektoral (Pilkada) di Sulawesi Utara yang sementara berlangsung, untuk menghimpun pemikiran-pemikiran kritis dan konstruktif tentang politik lokal dan kebudayaan. 





Senin, 07 Oktober 2024

Debat

Riane Elean



Tahun 1858, Abraham Lincoln dan Stephen A. Douglas terlibat suatu perang argumen dalam serangkain debat untuk pemilihan kursi Senat. Isu utama yang memicu perdebatan adalah perluasan perbudakan ke wilayah-wilayah baru Amerika Serikat yang belum menjadi negara bagian. Lincoln dari Partai Republik, Douglas dari Partai Demokrat. 

Lincoln antara lain menegaskan dalam debat itu:

"Sebuah rumah yang terpecah tidak dapat bertahan. Saya percaya bahwa pemerintahan ini tidak dapat bertahan jika sebagian besar mendukung perbudakan dan sebagian lagi bebas."

Douglas menegaskan, "Jika rakyat Kansas menginginkan negara bagian yang mendukung perbudakan, itu adalah hak mereka berdasarkan Konstitusi, dan tidak ada kekuatan di dunia yang dapat menolak hak tersebut."

Serangkaian perdebatan panas antara Douglas vs Lincoln dikenal dengan Lincoln-Douglas Debates. 

Debat kemudian menjadi bagian dari demokrasi modern yang rasionalistis. Kata "debat" berasal dari bahasa Latin debattere, yang terdiri dari dua bagian: de- (yang berarti "ke bawah" atau "dari") dan battere (yang berarti "memukul" atau "mendorong"). Secara harfiah, debattere berarti "bertarung" atau "berdebat secara sengit." Dalam bahasa Prancis Kuno, kata ini berubah menjadi debatre, dan kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris sebagai debate. Arti kata ini mengandung makna perlawanan atau perbedaan pendapat yang aktif, yang kemudian berkembang menjadi bentuk diskusi formal tentang berbagai topik.

Debat mesti panas, tapi rasional. Mesti saling mendikte, tapi fokus pada substansi. Debat semacam ini sebenarnya perkembangan dari tradisi demokrasi Yunani klasik. Di forum "Ekklesia", majelis umum debat menjadi bagian penting untuk merumuskan dan memutuskan kebijakan politik. Seorang pendebat mesti menguasai ilmu retorika. 

Retorika adalah ilmu tentang seni berbicara dan menulis secara persuasif. Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan publik mengenai suatu paham pemikiran atau argumentasi. Aristoteles, menulis buku berjudul "Rhetoric". Menurutnya, retorika adalah "kemampuan untuk menemukan cara-cara persuasi yang tersedia dalam setiap situasi." Ia mengidentifikasi tiga komponen utama dalam retorika, yaitu:

Ethos atau kredibilitas atau karakter dari pembicara. Dalam retorika, penting bagi pembicara untuk menunjukkan bahwa ia memiliki otoritas dan bisa dipercaya oleh audiens.

Pathos adalah upaya untuk memengaruhi emosi audiens. Dengan menggunakan pathos, pembicara atau penulis mencoba membuat pendengar atau pembaca merasa terhubung secara emosional dengan pesan yang disampaikan.

Logos, atau logika adalah alasan yang mendasari argumen. Ini melibatkan penggunaan bukti, data, atau penalaran yang jelas dan logis untuk mendukung poin yang disampaikan.

Jadi, dalam tradisi politik modern, debat adalah praktik komunikasi politik, dan retorika adalah ilmunya. Suatu debat politik mesti retoris. Ia mesti menjadi cara untuk menyakinkan publik secara diskursus. Bahwa ada masalah publik yang mesti dipahami secara mendalam, ada kritik yang mesti tajam atas upaya-upaya politik yang sudah, dan sementara dilakukan, dan ada solusi konstruktif yang ditawarkan. 

Paling sederhana, debat mestinya adalah cara untuk menunjukkan kemampuan politik kepada publik. Publik yang menyaksikan, mestinya juga mengikuti setiap argumen secara kritis untuk kemudian nanti tiba pada penilaian dan sikap politik. Suatu debat politik mesti memahami publik sebagai subjek. Dengan demikian, publik mesti mengikuti debat itu secara kritis dan aktif bernalar. (Denni Pinontoan, 8/10/2024

Our Team

  • Ruth Kesia WangkaiAktivis-Peneliti
  • Steven Bons ManengkeiPeneliti
  • Marlin WongkarAktivis
  • Denni PinontoanPeneliti
  • Riane EleanPeneliti
  • Putri KapohPeneliti
  • Rikson KarundengPeneliti
  • Kalfein WuisanPeneliti
  • Yonatan KembuanPeneliti
  • Rivo GosalPeneliti
  • Kharisma KuramaPeneliti
  • Greenhill WeolPeneliti
  • Mineshia LesawengenPeneliti
  • Omega PantowPeneliti
  • Leon WilarPeneliti